Upaya Guru Dalam Meningkatkan Penguasaan Teknologi Era Pandemi

Guru Dalam Meningkatkan Penguasaan Teknologi

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Penguasaan Teknologi pada Era Pandemi .Pertambahan usia zaman selaras dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pada kurun waktu tertentu, tersiar kabar bahwa teknologi di belahan dunia lain semakin canggih. Padahal, teknologi sebelumnya baru saja dapat dikuasai oleh sebagian penduduk Indonesia. Perkembangan tersebut tidak lepas dari aplikasi ilmu pengetahuan yang tak terkendali. Tak dapat dipungkiri, manusia semakin pintar untuk menciptakan beberapa kemudahan dalam proses menjalani hidup.

Pentingnya Guru Dalam Meningkatkan Penguasaan Teknologi di Era Pandemi


Sayangnya, tidak semua individu dapat menguasai teknologi dengan baik. Teknologi yang kian canggih seolah dianggap sebagai angin lalu saja. Beragam alasan diciptakan, seperti usia yang tidak sepadan lagi untuk menangkap sebuah perubahan. Tentu saja hal tersebut tidak relevan dengan fitrah manusia yang seharusnya. Seseorang yang tidak mengikuti perkembangan zaman akan tergilas. Sedangkan siapapun yang rela meluangkan waktu untuk terus belajar, akan dapat melaju bersama gerak perkembangan zaman.


Guru memiliki peran penting dalam proses keberhasilan belajar. Berpasangan dengan siswa, guru harus membuka diri agar dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Jangan sampai siswa yang lebih mahir daripada seorang guru. Hal ini sesuai dengan tulisan Surani (2019), pendidik harus meng-upgrade kompetensi dalam menghadapi era Pendidikan 4.0. Peserta didik yang dihadapi saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Peserta didik sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0.


Era pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan pada berbagai lini kehidupan. Salah satu yang merasakan efek pandemi adalah bidang pendidikan. Pembelajaran langsung diganti dengan sistem daring, tentu banyak yang harus menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Siswa yang tidak terbiasa menyentuh layar ponsel harus mengikuti pembelajaran tersebut. Akibatnya, tak sedikit siswa yang lupa diri sehingga menyalahgunakan benda tersebut. Tak jauh berbeda dengan para guru. Jika biasanya seorang guru dapat menuntaskan pelajaran dengan mahir di depan kelas, kini pahlawan tanpa tanda jasa tersebut harus terbata di depan layar.

Mengapa demikian?

Seorang guru yang terbiasa mengajar dengan cara konvensional tentu akan kelimpungan dengan pengajaran berbasis teknologi. Media pembelajaran harus ditayangkan pada siswa semenarik mungkin. Belum lagi tuntutan dari pihak sekolah untuk pembuatan sistem evaluasi hasil belajar siswa secara digital. Tak sedikit guru yang menjerit karena keadaan tersebut. Suka tidak suka, seorang guru harus menjalankan peran baru, guru yang cakap akan teknologi.

3 Upaya Guru Dalam Menguasai Teknologi Untuk Mengajar

Lantas, bagaimana upaya agar teknologi untuk pembelajaran dapat dikuasai dengan baik dalam waktu singkat?

Pendekatan Literasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup1. Ranah literasi sangat luas. Cakupan literasi yang berhubungan dengan pendukung kemampuan guru adalah literasi digital, literasi informasi, literasi komputer, literasi media, dan literasi teknologi.

Pembagian literasi tersebut digolongkan untuk mendukung kemampuan guru saat melakukan proses belajar mengajar. Maksud pendekatan literasi adalah agar seorang guru menggunakan literasi sebagai dasar utama untuk mempersiapkan pembelajaran secara daring.


Seyogyanya, seorang guru yang meluangkan waktu untuk belajar, akan dapat menguasai teknologi. Meskipun secara perlahan, namun hal tersebut lebih baik daripada tidak ada usaha dan merelakan dirinya tergilas zaman. Tidak harus mengikuti kursus atau dibimbing oleh orang yang ahli. Saat ini, sudah banyak media belajar yang terbentang secara luas.

Misalnya, seorang guru ingin menciptakan media pembelajaran melalui aplikasi Microsoft Power Point. Tentu saja agar memancing antusiasme para siswa, guru tersebut harus menciptakan desain semenarik mungkin. Untuk menghasilkan sebuah desain, seseorang dapat belajar melalui panduan yang tertera di internet.

Selain panduan, tersedia juga pilihan animasi yang dapat menambah poin pada media pembelajaran. Apabila panduan tersebut masih kurang jelas, seorang guru dapat melihat tutorial melalui laman youtube. Jika sudah bisa, melalui latihan yang terus-menerus dilakukan, tentu seorang guru dapat menjadi mahir dalam hal penyajian media pembelaran.

Pendayagunaan Aplikasi


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengoordinasi bantuan gratis untuk belajar daring. Adapun fitur yang ditawarkan untuk pihak sekolah adalah Ruangguru, Zenius, Google, Microsoft, Quiver, Sekolahmu, dan Kelas Pintar.

Dukungan pemerintah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Berbagai fitur dan aplikasi yang telah diajak bekerjasama oleh pemerintah telah diuji secara layak. Tentu saja melalui berbagai aplikasi tersebut, guru dan siswa diharapkan dapat melakukan pembelajaran daring dengan baik. Pilih aplikasi yang disukai dan lihat hasilnya. Jika tidak efektif, tentu saja dapat diganti dengan aplikasi yang lain.

Hal tersebut juga dapat mencegah kebosanan antara siswa dan guru karena harus belajar dari rumah. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring tidak harus berpatokan pada rekomendasi pemerintah. Jika individu menemukan yang lebih baik, kenapa tidak?


Guru dan siswa juga dapat memaksimalkan ilmu pengetahuan dan wawasan dari salah satu aplikasi yang sangat bermanfaat. Ipusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital yang memiliki koleksi bacaan 52.859 judul buku dan 635.377 jumlah salinan.

Melalui aplikasi, panduan untuk menjadi seorang guru yang baik dapat ditelaah dari bacaan kategori pendidikan. Sedangkan untuk siswa, tersedia buku kumpulan soal dan materi yang berkaitan dengan pelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan. Aplikasi ini sangat berguna mengingat setiap orang memiliki gerak terbatas pada masa pandemi. Selain itu, ponsel dapat digunakan secara positif melalui kegiatan membaca.

Kesehatan untuk Transfer Ilmu Pengetahuan


Seorang guru juga memerhatikan kesehatan untuk selalu fokus belajar daring. Terlebih masa pandemi yang memaksa pola hidup diterapkan dengan baik. Selain untuk diri sendiri, guru juga dapat mengajak siswa untuk menjaga kesehatan. Hal yang dapat diterapkan seperti meningkatkan imunitas, menerapkan protokol kesehatan, dan mengenali riwayat kesehatan tubuh dengan baik.

Melalui tiga upaya yang telah dijabarkan, penulis yakin bahwa para guru telah berusaha keras dalam melaksanakan pembelajaran daring. Adaptasi untuk sistem belajar yang baru tidaklah mudah, tidak hanya sebatas pandangan kita saja. ada peluh, jeritan, kesabaran yang bergejolak pada diri seorang guru. Namun, tentu ada hikmah yang dapat dipetik pada masa pandemi.

Melalui kehadiran Covid-19, seorang guru dapat berteman akrab dengan teknologi. Tidak hanya kenal dengan teknologi, namun dapat menjadi seorang guru yang profesional dalam mendidik generasi bangsa.