Jelas Berbeda, Inilah 17 Perbedaan Sekolah dengan Kuliah – Kuliah mempunyai arti “pelajaran yang diberikan” atau “ceramah”. Adapun dari Kamus besar bahasa Indonesia, artinya adalah pelajaran yang diberikan di perguruan tinggi.
Tetapi, khusus jika dalam pokok bahasan ini kita simpulkan, kuliah dapat diartikan suatu kegiatan pemberian pelajaran pada jenjang perguruan tinggi. Yang memberikan adalah dosen, dan yang menerima adalah mahasiswa.
Perbedaan Sekolah dengan Kuliah
Perbedaan sekolah dengan kuliah, kita pasti bertanya-tanya mengapa untuk perguruan tinggi disebut dengan kuliah sedangkan untuk jenjang dibawahnya disebut dengan sekolah, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Dasar (SD). Pastilah itu ada sebabnya, jika dianalisis, ternyata yang membedakan adalah bentuk pembelajarannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di penjelasan berikut ini.
1. Jam pelajaran
Untuk kuliah, jam pelajaran tidak beruntun seperti sekolah. Jam kuliah yang dijalani berdasarkan jadwal yang kita ambil saja, sedangkan jika sekolah kita tidak bisa memilih kapan saja ingin belajar, jadi kita terpaksa menjalani semua jam pelajaran yang sudah ada. Bahkan ada sekolah yang mengadakan pembelajaran dari pagi sampai sore (sekitar 8 jam) dan itu berlaku hampir setiap hari.
Sedangkan untuk kuliah, kadang dalam sehari hanya belajar dalam kelas hanya 3 jam, kadang 5 jam, kadang libur karena tidak ada jadwal, ini bergantung dengan banyaknya SKS yang diambil. Semakin sedikit SKS yang diambil, semakin jarang kita kuliah.
2. Topik pembelajaran
Untuk jenjang kuliah, kita bebas memilih apa saja yang ingin dipelajari asalkan sesuai dengan jurusan dan semesternya, seperti untuk mata kuliah semester ganjil, hanya bisa diambil ketika kita sedang di semester ganjil juga. Tidak bisa mata kuliah semester genap diambil di semester ganjil, sebagai contoh : mata kuliah fisika dasar (semester 1) tidak bisa diambil ketika kita berada di semester dua, bisanya diambil di semester tiga, lima, dan tujuh.
Dalam jenjang sekolah, kita tidak bisa memilih mata pelajaran, hanya bisa menjalani saja mata pelajaran yang sudah ditetapkan kurikulum. Sehingga mau tidak mau ya harus dijalankan jika ingin lulus.
3. Cara pembelajaran
Untuk jenjang kuliah yang diutamakan lebih kepada pemberian materi dasar, diskusi dan praktik. Sehingga untuk materi pendalaman biasanya mahasiswa dituntut untuk mencari dan mengkaji sendiri pokok bahasan lanjutan dari materi dasar tersebut. Kegiatan diskusi juga lebih aktif dalam kegiatan mahasiswa, karena disamping jam kuliah yang tidak padat, ini dapat membentuk mahasiswa yang pemikir.
Jadi diskusi inilah yang menjadi pembeda terbesar sebagai tingkat mahasiswa dibandingkan dengan yang lain. Sedangkan untuk sekolah metodenya hanya sekedar guru ceramah dan presentasi saja, terkadang malah hanya ceramah dari awal hingga akhir pembelajaran.
4. Praktik
Memang tidak semua jurusan fokus berkenaan dengan ini, tetapi pastilah lulusan dari perguruan tinggi menuntut mahasiswanya harus bisa langsung terjun ke masyarakat, sehingga untuk lebih memahamkannya dibuatlah praktik sebagai bahan ajar langsung dalam menghadapi situasi di masyarakat. Sebagai contoh adalah kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Selain itu juga ada praktek dalam laboratorium, biasanya ini ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Pertanian. Selain fakultas yang disebutkan diatas, jarang terdapat laboratorium yang khusus dibuat sebagai sarana praktek. Tentu saja ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan jenjang sebelumnya, kecuali untuk Sekolah Menengah Kejuruan, pastilah mereka lebih sering terjun langsung ke tempat nyata dibandingkan dengan teori. Tetapi tetap saja bentuk praktiknya berbeda, karena untuk jenjang perguruan tinggi lebih kepada penelitian.
5. Tugas
Tugas dalam sekolah pastilah berbeda sekali jika dibandingkan dengan perguruan tinggi. Sebagai contoh, tugas di sekolah biasanya hanya berupa soal yang perlu dikerjakan dan makalah yang dibuat lalu diprint, ataupun presentasi materi tertentu. Jika dalam perkuliahan, tugas yang diberikan lebih beragam jenisnya, semuanya tergantung dari jurusan masing-masing. Seperti untuk Fakultas ISIP, tugasnya lebih kepada resume materi, makalah, dan presentasi. Sedangkan untuk Fakultas MIPA, lebih kepada laporan praktikum, makalah, project, dan presentasi.
Project disini lebih cenderung kepada penelitian dan pembuatan karya, sebagai contoh di jurusan fisika dengan peminatan instrumentasi, project yang diberikan bisa berupa pembuatan alat pendeteksi ketinggian air, alat pengukur tinggi badan. Sedangkan untuk jurusan ilmu komputer bisa berupa pembuatan software chatting dan pembuatan tampilan website.
Lain lagi jika anda berada di teknik sipil, tugasnya bisa berupa pembuatan desain bangunan sederhana, pembuatan konstruksi atap tahan gempa, dll. Ini barulah sebagian kecil dari bentuk penjelasan tugas yang ada. Masih banyak tugas yang lebih seru yang bisa didapatkan jika kita kuliah.
6. Tempat Nongkrong/Kumpul
Jika diperguruan tinggi biasanya disediakan tempat khusus untuk mahasiswa berdiskusi, mengobrol, dan kegiatan kemahasiswaan. Sehingga lokasinya lebih mendukung untuk kegiatan di luar jam kuliah. Tentu saja ini berbeda dengan sekolahan yang untuk tempat semacam ini sangat terbatas. Mungkin malah kegiatan kumpul setelah pelajaran usai tetap di ruangan belajar. Karena memang belum bisa terfasilitasi.
Lain halnya dengan mahasiswa, ditempat yang telah disediakan ini biasanya mahasiswa berdiskusi, wifi-an, membahas masalah perkuliahan, ngobrol santai, dan masih banyak lagi yang dapat dikerjakan.
7. Perpustakaan
Tentu saja ini merupakan tempat wajib bagi suatu perguruan tinggi, apa kata jika suatu tempat pendidikan tapi tidak punya perpustakaan, pasti akan lucu jadinya. Perpustakaannya pun berbeda dari sekolahan biasa, bahkan biasanya untuk universitas besar, perpustakan dibuatkan gedung sendiri khusus untuk menempatkan buku perkuliahan, inilah surga dunianya para mahasiswa akademisi.
Untuk sekolahan mungkin perpustakaannya masih sebatas ruangan dengan pokok bahasan yang terbatas, sedangkan untuk universitas, pokok bahasannya sangat luas jika dibandingkan dengan itu. Karena setiap mata kuliah pasti ada buku referensi yang digunakan, dan satu jurusan saja bisa ada sekitar 25 jenis mata kuliah, jika dikalikan dengan jumlah jurusan yang ada, contohnya 30 jurusan, maka secara otomatis terdapat 25×30=750 topik buku yang ada di perpustakaan. Sungguh jumlah yang luar biasa untuk sebuah bangunan dengan isi buku sebanyak itu.
8. Pakaian
Jelas terlihat, jika perguruan tinggi lebih sering membebaskan pakaian yang boleh digunakan saat perkuliahan, yang penting masih dalam aturan, seperti minimal adalah baju berkerah dan menggunakan sepatu. Jadi walaupun dalam kegiatan belajar, masih bisa bergaya sesuai selera. Tentunya ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan anak sekolahan yang harus mengunakan baju sesuai dengan jadwal setiap harinya.
9. Tata Cara Kelulusan
Pastinya kita pernah mendengar kata skripsi, yup, benar. Secara singkat skripsi merupakan tulisan yang berisi hasil penelitian terhadap topik tertentu. Karena untuk lulus dari perguruan tinggi pastilah diperlukan suatu karya, baik berupa skripsi untuk jenjang S1 dan tugas akhir untuk jenjang D3. Keduanya sama-sama hasil dari suatu penelitian yang diambil dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Untuk itu yang perlu dilakukan untuk lulus perguruan tinggi bukanlah test tertulis seperti saat kita lulus SMA, tetapi lebih kepada kemampuan menjawab pertanyaan secara formal dalam forum yang dinamakan dengan compre. Ini adalah tahapan akhir sebelum wisuda. Berbeda sekali jika dibandingkan dengan sekolah yang ujian akhirnya berupa test tertulis dan praktik saja.
10. Cara penggalian ilmu
Jika disekolah kita diberi ilmu sesuai dengan jadwalnya, lain kata dengan perkuliahan. Dalam perkuliahan kita hanya diberi panduan dasar dan pokok materi, lalu kita harus bisa mengembangkan materi tersebut sesuai dengan pemahaman kita. Biasanya yang seperti ini nanti masuknya dalam jenis essay, tuangan dari pikiran mahasiswa mengenai pokok bahasan yang pernah dipelajari.
Lanjutan inilah yang nantinya akan membentuk kualitas dari mahasiswa itu sendiri. Jadi Anda harus bisa mandiri dalam berkreasi untuk dapat melaju ke tahap ini. Sehingga dengan metode yang seperti ini siswa lebih cenderung pasif dalam belajar, hanya menunggu ilmu itu datang, tapi di perkuliahan kita dituntut untuk mencari sendiri.
11. Pengajar
Untuk tingkat sekolah, kita mengenalnya dengan sebutan guru, jika dijenjang perkuliahan, kita menyebutnya dengan sebutan dosen. Lalu apa bedanya? Bedanya ada di cara mengajar, secara kasat mata dapat kita lihat bahwa secara kewajiban guru harus mengajarkan dan memahamkan mata pelajaran yang ia ajarkan, untuk dosen sedikit berbeda, kewajiban dosen hanya menyampaikan, untuk masalah kepahaman materi, itu semua kembali lagi kepada mahasiswa masing-masing, jadi Anda tidak akan paham dengan materi tertentu jika anda tidak berusaha belajar, dosen anda tidak akan mengajari anda satu persatu.
Lain kata disekolah yang setiap anak diperhatikan oleh gurunya, karena untuk tingkat perkuliahan, mahasiswa harus mau dan mampu belajar mandiri dan memanajemen dirinya, karena dosen sudah menganggap semua mahasiswanya dewasa. Jadi dosen lebih cenderung kepada mendidik mahasiswa untuk bisa mandiri, tentunya dalam cara yang berbeda-beda.
12. Peluang Usaha
Kuliah adalah peluang besar jika kita melihat prospek bisnis, di jenjang sekolah, pastilah jam keluar sepulang sekolah terbatas, tidak sebebas waktu kuliah, sehingga dengan kelenggangan waktu kuliah dan ilmu yang sudah didapatkan, mahasiswa yang memiliki jiwa bisnis dapat memanfaatkan momen ini sebagai batu loncatan dalam merintis dan mengembangkan usahanya. Terlebih lagi, ada banyak sekali bisnis yang tersedia di ranah mahasiswa, terutama dalam bidang jasa dan jual beli. Seperti jasa penyedia materi kuliah, jasa pengadaan bahan praktikum, jual beli buku cetak, dll.
13. Cara Berfikir
Jika berkenaan dengan cara berpikir, mahasiswa sudah tidak diragukan lagi kelihaiannya. Karena memang ini yang menjadi output selama kuliah, bentuk pola pikir yang bisa menyesuaikan disegala keadaan berdasarkan ilmu yang pernah dipelajari.
Tentu saja ini berbeda jika dibandingkan dengan sekolah biasa, karena di jenjang sebelumnya kita sudah terbiasa menerima apa adanya, sedangkan di perkuliahan kita harus mengkajinya. Inilah yang menjadi mahasiswa lebih unggul jika dibandingkan dengan lulusan jenjang pendidikan sebelumnya. Karena kita dituntut berfikir dan memecahkan masalah yang lebih kompleks ketika di kampus, dengan kebiasaan inilah nantinya cara berpikir mahasiswa dapat berkembang.
14. Himpunan Mahasiswa
Pastilah setiap jurusan mempunyai himpunan mahasiswa, seperti himpunan mahasiswa biologi, himpunan mahasiswa fisika, dll. Sangat berbeda dengan sekolah, tidak ada himpunan yang menyatakan suatu perkumpulan khusus untuk 1 bidang atau jurusan. Dalam himpunan ini sangat beragam sekali kegiatan yang diadakan, seperti seminar, tutorial, outbound bareng, mengadakan acara perlombaan, ataupun penelitian bersama.
Ini lebih terlihat hidup dibandingkan dengan ekskul yang ada di sekolah-sekolah. Karena mahasiswa mengkreasikan kegiatan tanpa izin yang rumit terhadap universitas, selama itu sesuai dengan aturan yang ada. Himpunan juga dapat dikatakan teman seperjuangan kita, karena disinilah kita bisa saling berbagi ilmu, tugas, sharing project, cara menghadapi dosen, dan masih banyak yang lainnya. Karena orang di jurusan lain belum tentu tau penderitaan di jurusan kita, selain orang dijurusan kita sendiri.
15. Ujian
Unsur yang menentukan lulus tidaknya kita mengambil mata kuliah adalah nilainya, tentu saja nilai yang didapatkan harus dengan usaha sendiri. Karena dalam perkuliahan tidak ada kata contek-mencontek. Sekali mencontek, nilai bisa langsung E, atau 0. Jadi mau tidak mau harus mengulang tahun depan. Ini merupakan hukuman lebih mengerikan jika dibandingkan dengan sekolah yang mungkin hanya di sobek kertas ujiannya ataupun disuruh keluar ruangan. Setidaknya masih ada nilai untuk rapornya tidak langsung nol. Jadi dalam mengerjakan ujian lebih baik mengerjakan seadanya dari pada mencontek.
16. Organisasi
Untuk tingkatan perguruan tinggi, kita bisa memilih organisasi lebih bebas, dan lebih fokus, tidak seperti sekolah yang hanya terbatas pada bidang tertentu saja. Dalam perguruan tinggi, organisasi disebut juga dengan UKM, unit kegiatan mahasiswa, disinilah tempat mahasiswa berkreasi, membentuk jiwa yang sebenarnya, mau apa skill sampingan Anda, Anda sendiri yang menentukan.
Dengan mengikuti kegiatan dan kepengurusan UKM, Anda pasti akan banyak sekali mendapatkan ilmu baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya, karena memang berbeda sekali manajemen organisasinya antara UKM dengan ekskul. Ekskul disekolah ruang geraknya terbatas, sedangkan untuk UKM lebih luas, batasnya sudah seperti organisasi luar kampus, tetapi UKM tidak boleh mengusung nama politik.
Sebenarnya himpunan mahasiswa juga bagian dari UKM, tetapi biasanya mahasiswa yang terdaftar dijurusan masing-masing sudah otomatis masuk dalam Himpunan, tapi jika kita ingin masuk ke UKM yang lain, kita harus mendaftar sendiri dimana kita akan masuk.
17. Sistem remedial
Jika ujian telah usai, disekolah biasanya diadakan remedial, atau ujian ulang bagi orang yang nilainya belum mencukupi. Tapi jangan harap di jenjang perguruan tinggi ada system yang seperti ini, ketika kita sudah mengerjakan ujian, itulah hasil kita, tidak bisa dirubah lagi dengan ujian ulang ataupun susulan.
Adapun untuk mengulang mata kuliah ini tidak harus tahun depan, bisa juga dengan cara mengambil SP (Semester Pendek). Semester pendek diadakan saat libur semester.
Kurang lebih itulah hal-hal yang membedakan antara kehidupan di perkuliahan dengan sekolahan. Jika dikaji ulang memang semuanya akan kembali ke satu tujuan, walaupun caranya memang sedikit berbeda. Jika tujuan dari perkuliahan lebih kepada membentuk mahasiswa yang siap terjun di lapangan, otomatis mahasiswa keluaran perguruan tinggi harus mandiri. Jadi wajar jika tugas yang diberikan, cara pengajaran, cara berfikir, dan kegiatan kemahasiswaannya lebih cenderung ke arah mandiri.
1 Comment