Isi Materi Imunisasi Dasar Lengkap untuk Sosialisasi Kepada Orang Tua

Materi Imunisasi Dasar Lengkap

Isi Materi Imunisasi Dasar Lengkap untuk Sosialisasi Kepada Orang Tua – Memiliki buah hati mengharuskan orang tua memenuhi semua kebutuhannya baik itu makanan, pakaian, sampai kesehatan. Salah satu bentuk proteksi kesehatan kepada buah hati adalah dengan memberikannya imunisasi. Sayangnya masih sedikit orang yang belum paham tentang pentingnya imunisasi dasar untuk anak-anak. Karena itu, instansi kesehatan setempat sepatutnya memberikan sosialisasi dengan materi imunisasi dasar lengkap.

Dengan memberikan sosialisasi berdasarkan materi imunisasi dasar yang lengkap, diharapkan instansi kesehatan seperti dokter di Puskesmas ataupun rumah sakit setempat mampu mengedukasi akan pentingnya imunisasi untuk buah hati. Hal itu akan meningkatkan kesadaran orang tua berbagai kalangan dan membuat mereka memberikan imunisasi dasar sesuai kebutuhan anak masing-masing.

Isi Dalam Materi Imunisasi Dasar Lengkap

Materi Imunisasi Dasar Lengkap

Dalam materi imunisasi dasar lengkap, sepatutnya berisi pemahaman seputar imunisasi tersebut. Perlu diketahui, imunisasi dasar adalah sebuah upaya untuk membentuk sistem kekebalan tubuh anak. Sistem kekebalan tersebut yang nantinya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya, wabah, dan membantu anak-anak agar tidak mudah jatuh sakit. Untuk itu, imunisasi dasar menjadi hal yang penting bagi tumbuh kembang anak-anak.

Pemberian materi tersebut sangat penting, karena dari data WHO pada tahun 2021 lalu, diketahui 25 juta anak tidak mendapat imunisasi secara global di tingkat global. Data tersebut menunjukkan 5,9 juta anak yang lebih banyak tidak mendapat imunisasi dibandingkan 2019 lalu. Sementara itu di Indonesia, jumlah anak yang belum mendapat imunisasi lengkap sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 mencapai angka 1,5 juta lebih.

Selain itu, pada materi imunisasi dasar lengkap akan dijelaskan juga imunisasi anak yang dilakukan berbentuk vaksin. Vaksin tersebut terbuat dari kuman yang telah melalui proses pelemahan sampai dimatikan. Nantinya vaksinasi anak menguatkan sistem di dalam kekebalan tubuh buah hati yang merangsang pembentukan zat antibodi. Hal itu yang membuat tubuh anak cenderung lebih kuat terhadap infeksi di masa depan.

Tak hanya melindungi anak-anak dari serangan penyakit yang serius, imunisasi anak juga mampu melindungi masyarakat dalam skala yang lebih luas. Pasalnya imunisasi akan membantu meminimalisir terjadinya penyebaran berbagai penyakit. Di Indonesia sendiri, imunisasi rutin lengkap terdiri dari dua jenis berbeda, yakni imunisasi dasar dan lanjutan. Adapun jadwalnya tergantung berdasarkan usia anak.

Diketahui, imunisasi dasar menjadi langkah pencegahan yang utama dari bermacam jenis penyakit menular. Lain halnya dengan imunisasi lanjutan yang berguna untuk menjaga sistem imunitas anak agar tetap optimal seiring bertambahnya umur. Ada pula imunisasi booster atau ulangan yang berperan sebagai penguat kekebalan. Semua jenis imunisasi tersebut diberikan berbeda-beda demi mengoptimalkan perannya masing-masing.

Jenis-jenis Imunisasi Dasar untuk Anak

Materi Imunisasi Dasar Lengkap

Pada materi imunisasi dasar lengkap, ada juga pembahasan seputar jenis-jenis imunisasi dasar yang harus diberikan kepada anak dengan manfaatnya masing-masing. Dengan begitu, anak bisa mendapatkan imunisasi dasar yang tepat dan mampu menunjang kebutuhannya. Di bawah ini ada pembahasan langsung apa saja jenis-jenis imunisasi dasar yang perlu diberikan secara bertahap untuk buah hati.

1.      Vaksin BCG

Imunisasi dasar untuk anak yang pertama adalah vaksin BCG. Sebagai informasi, vaksin BCG merupakan vaksin untuk mencegah infeksi TB atau tuberkulosis. Vaksin tersebut mengandung bakteri bernama mycobacterium bovis yang lemah dan nantinya merangsang sistem kekebalan tubuh anak agar mampu melawan bakteri penyebab penyakit TB yang dikenal sebagai penyakit cukup berbahaya sehingga perlu diberikan kekebalan lewat imunisasi.

Pemberian imunisasi berupa vaksin BCG sebaiknya dilakukan sebelum si kecil menginjak usia 2 bulan. Bukan itu saja, sebaiknya jangan berikan buah hati imunisasi ulangan ataupun imunisasi kedua dengan jenis yang sama yakni vaksin BCG. Pasalnya tingkat keberhasilan dari imunisasi ulangan BCG masih diragukan. Suhu terbaik untuk menyimpan vaksin BCG sebesar 2 derajat celcius.

2.      Vaksin Hepatitis B

Jenis imunisasi berikutnya yang juga tercantum dalam materi imunisasi dasar lengkap adalah vaksin hepatitis B. Sesuai dengan namanya, imunisasi tersebut berguna untuk mencegah infeksi virus penyakit hepatitis B pada tubuh si kecil. Di dalamnya terkandung potongan virus tak aktif yang dapat memicu kekebalan sistem tubuh agar mampu menghasilkan perlindungan terhadap penyakit hepatitis B.

Pemberian imunisasi berupa hepatitis B sebaiknya dilakukan secepat mungkin sesudah bayi dilahirkan, tepatnya maksimal 12 jam setelah kelahiran bayi. Setelah itu, perlu juga diberikan imunisasi dosis kedua ketika bayi menginjak usia 6 bulan. Ada juga pemberian imunisasi hepatitis B dosis ketiga saat si kecil berusia 6 sampai 18 bulan. Sebaiknya saat si kecil berumur 10 sampai 12 tahun, diberikan juga imunisasi ulangan.

Pasalnya anak-anak di usia balita belum memiliki sistem imun yang kuat, sehingga sangat rentan terhadap penularan hepatitis B. Pengulangan pemberian imunisasi hepatitis B sangat penting, apalagi kalau sang ibu tak terdeteksi menderita penyakit hepatitis B. Kalau sang ibu diketahui mengidap penyakit hepatitis B, ada baiknya si kecil diberikan sebanyak 0,5 ml HGIB sebelum usianya genap satu minggu.

3.      Vaksin DPT

Pada materi imunisasi dasar lengkap, dijelaskan juga informasi seputar jenis imunisasi berupa vaksin DPT atau difteri, pertusis, dan tetanus. Seperti namanya, imunisasi DPT akan memberikan perlindungan terhadap 3 penyakit berbahaya seperti, tetanus yang merupakan penyakit saraf karena bakteri penghasil toksin yang mengkontaminasi sebuah luka. Selain itu, ada juga difteri yang merupakan infeksi serius pada tenggorokan.

Infeksi tersebut dapat menyumbat saluran serta menyebabkan masalah pada pernapasan. Penyakit lainnya yaitu pertusis atau dikenal dengan sebutan batuk rejan. Ini merupakan penyakit pernapasan yang dapat menyebabkan batuk parah pada kalangan anak-anak. Jenis vaksin ini umumnya akan diberikan kepada anak yang berusia kurang dari tujuh tahun. Pemberian imunisasinya berbentuk serum atau suntikan yang disuntikkan pada bagian tubuh.

Pemberian imunisasi DPT yang bagus seharusnya diberikan sebanyak tiga kali, yakni DPT I pada umur 3 bulan, DPT II di usia 4 bulan, dan terakhir imunisasi DPT III tepat di kecil berusia 5 bulan. Bukan itu saja, imunisasi DPT ulangan dilakukan setahun setelah DPT ketiga. Hal tersebut penting dilakukan supaya imun tubuh anak bisa terbentuk dengan cepat.

4.      Hib

Jenis imunisasi yang tertera dalam materi imunisasi dasar lengkap lainnya adalah vaksin Hib. Sebagai informasi, ini merupakan vaksin yang mampu mencegah infeksi dari bakteri Haemophilus influenzae type b alias Hib. Infeksi tersebut dapat menyebabkan penyakit meningitis di kalangan anak yang berusia lima tahun. Bakteri itu juga dapat memicu infeksi paru-paru, telinga, kulit, darah, dan persendian.

Umumnya imunisasi diberikan kepada bayi yang masih berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 5 bulan. Selama tiga periode tersebut, si kecil diberikan dosis vaksin dalam jumlah berbeda dan menyesuaikan tahap suntikannya. Bukan itu saja, penyuntikan vaksin tersebut dilakukan di bagian otot paha. Biasanya pemberian imunisasi Hib akan memicu demam dan bengkak merah di bagian tubuh yang telah disuntikkan.

5.      Imunisasi Polio

Imunisasi polio termasuk dalam materi imunisasi dasar lengkap yang perlu juga disosialisasikan kepada orang tua. Sesuai dengan namanya, imunisasi polio berguna untuk pencegahan infeksi dari virus polio. Kegunaannya yaitu untuk memberi perlindungan terhadap penyakit polio pada anak yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan terjadinya gangguan pada sistem saraf si kecil.

Pemberian imunisasi polio sebaiknya dilakukan sampai empat kali supaya antibodi tubuh anak dapat cepat terbentuk untuk pencegahan penyakit polio. Dengan begitu, buah hati bisa mengalami pertumbuhan sebaik mungkin. Adapun waktu yang disarankan untuk pemberian imunisasi polio adalah jarak antara imunisasi yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat, tak boleh lebih dari empat minggu.

6.      Imunisasi MMR

Terakhir ada juga pembahasan seputar imunisasi MMR atau vaksin campak, rubella, dan gondongan. Imunisasi tersebut akan memberikan perlindungan akibat dari virus rubella dan campak yang bisa menyerang tubuh anak-anak. Dalam materi imunisasi dasar lengkap, perlu dijelaskan pula bahwa imunisasi MMR tidak berbahaya apalagi menyebabkan autisme. Sebaiknya, imunisasi MMR diberikan sebanyak 2 kali.

Pada dosis pertama, imunisasi MMR disuntikkan kepada tubuh anak yang berusia 12 sampai 15 bulan. Setelah itu, suntikkan kedua diberikan kepada anak di usia 4-6 tahun atau pada umur 11 hingga 13 tahun. Bagi anak yang mempunyai alergi terhadap gelatin, telur, dan antibiotik neomisin, tidak dianjurkan untuk mendapat imunisasi tersebut. Selain itu, imunisasi MMR juga tidak diperuntukkan bagi anak yang mengalami masalah gangguan kekebalan tubuh.

Baca Juga: Memahami Isi Materi Penyuluhan TB Paru untuk Masyarakat Luas

Efek Samping Pemberian Imunisasi Dasar Bagi Anak

Materi Imunisasi Dasar Lengkap

Memang anak yang tidak mendapat imunisasi berisiko lebih tinggi terkena komplikasi yang bisa menyebabkan kecacatan sampai kematian. Hal itu karena, tubuh anak tidak mempunyai sistem pertahanan khusus yang bisa melindungi tubuhnya dari penyakit berbahaya. Oleh sebab itulah, kuman akan lebih mudah berkembang biak hingga menginfeksi tubuh si kecil yang tidak  mendapat imunisasi dasar apapun.

Namun imunisasi juga tak jarang menimbulkan sejumlah efek samping yang sepatutnya dijelaskan dalam materi imunisasi dasar lengkap. Walaupun begitu, efek samping yang timbul cenderung ringan, seperti ruam, nyeri di tempat bekas suntikan, dan demam. Jika anak mengalami kondisi tersebut, orang tua diharapkan tidak perlu risau. Sebab reaksi seperti itu bisa menghilang sendirinya selama dua sampai tiga hari kemudian.

Demikian isi dalam materi imunisasi dasar lengkap yang perlu disosialisasikan kepada orang tua. Dengan begitu, besar harapan orang tua mampu memahami seberapa pentingnya imunisasi dan memberikan si kecil imunisasi dasar yang lengkap demi menunjang tumbuh kembangnya.